Rabu, 06 Februari 2013

Literasi Informasi dan peran perpustakaan dalam meningkatkan SDM

By: UMMI RODLIYAH
 dimuat dalam Jurnal PUSTAKALOKA STAIN Ponorogo, Vol.4, No.1, Tahun 2012

Abstrak

Kemajuan sebuah bangsa juga sangat ditentukan oleh sumber daya masyarakat terutama kekuatan kompetensi informasi mereka. Perpustakaan mempunyai peran yang penting dalam peningkatan sumber daya ini dengan cara ikut meningkatkan kemampuan literasi informasi masyarakat. Usaha yang keras dalam rangka peningkatam information literacy itu akan menghasilkan  kekuatan information competency, yaitu kemampuan untuk mendayagunakan informasi yang diperolehnya untuk meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari, sehingga mempengaruhi dan mempercepat dinamika masyarakatnya dan pada akhirnya berpengaruh pada kemajuan negara.

Transformasi Sosial dalam Masyarakat Informasi sebuah tinjauan tentang Akses Informasi

By: Ummi Rodliyah

dimuat dalam Jurnal  LIBRARIA FPPTI Jawa Tengah Vol.1, Tahun: 2011.

Pendahuluan

Masyarakat informasi adalah masyarakat dimana kualitas hudup, serta prospek untuk perubahan sosial, dan pembangunan ekonomi tergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya. (Beni: 1998). Dalam masyarakat seperti ini standart hidup, pola-pola  kerja, kesenangan, sistem pendidikan dan pemasaran barang-barang sangat dipengaruhi oleh akumulasi peningkatan intensitas produksi informasi dan pelayanan serta komunikasi yang luas melalui media yang sebagian besar dilakukan secara elektronis.

Pada era informasi saat ini masyarakat atau komunitas-komunitas yang mendapat cukup kesempatan untuk akses informasi secara cepat dan tepat akan jauh lebih maju dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapat kesempatan untuk akses dalam arti aksesnya terbatas.

Feather ( 1994) menyatakan secara implisit bahwa masyarakat informasi tercermin dari penggunaan produk komputer, media elektronik dan media Audio-visual yang dominan pada masyrakat. Alat-alat ini telah ditransformasikan secara nyata dalam kehidupan dan pekerjaan mereka. Transformasi itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat diberbagai aspek dari manajemen perkantoran, telekomonikasi, dan berbagai bentuk penyiaran TV dengan transformasi tanpa batas. Hal ini terus berkelanjutan dan pengalaman sejarah mengisyaratkan bahwa sesuatu itu telah mengalami peningkatan.

RM. Mwinyimbegu (1993) sebagaimana dikutip oleh Romanus Beni mengungkapkan bahwa 4 (empat) ciri utama negara berkembang yang berpengaruh terhadap transfer teknologi adalah kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, lebih banyak tenaga kerja yang tidak terampil, dan keberadaan kebudayaan lokal (tradisional) yang sangat kuat. Keempat hal tersebut telah menghambat transfer informasi dan berpengaruh pada dampak yang akan timbul oleh derasnya arus informasi yang masuk.

Dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga istilah  “jarak  sudah  mati”  atau  distance  is  dead  semakin nyata kebenarannya. Adanya Merger Teknologi, perubahan pola tingkahlaku dan gaya hidup atau lifestyle serta perubahan isue-isue sosial masayrakat.
Terbentuknya masyarakat informasi  melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika social dalam masyrakat termasuk ekonomi, keuangan dan bidang politik